TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya mengatakan masyarakat tak perlu khawatir terhadap ancaman resesi.
“Resesi itu cuma angka. Kita tak perlu takut resesi,” ujar Berly dalam diskusi virtual, Kamis, 17 September 2020.
Resesi terjadi seumpama pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kontraksi atau minus selama dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal II lalu, Indonesia telah mengalami kontraksi sebesar -5,3 persen. Karena itu, ancaman resesi membayangi Indonesia bila angka pertumbuhan negara di kuartal ketiga masih mencatatkan angka minus.
Meski bayangan resesi di depan mata, Berly mengungkapkan hal itu bukan menjadi masalah asalkan pemerintah melindungi 40 persen masyarakat miskin dari ancaman kelaparan. Sebab, masyarakat di desil terbawah inilah yang paling rentan terkena imbas krisis.
Dengan demikian, pemerintah harus memikirkan cara untuk terus meningkatkan jaring sosial selama masa krisis. Setelah persoalan tersebut teratasi, kata dia, barulah pemerintah memikirkan kesejahteraan masyarakat secara umum.